Manuskrip Laut Mati yang
dimaksud adalah sekumpulan tulisan tangan kuno yang berhasil diketemukan antara
tahun 1947 - 1956 di dalam guagua tersembunyi di pegunungan yang terletak di
sebelah barat Laut Mati, antara lain kawasan Qumran, Muraba'at, Khirbat, Mrd,
Ein Jeda dan Masada. Penemuan tersebut, khususnya yang berasal dari wilayah Qumran atau Umran, wilayah Tepi Barat Jordan
yang berjarak hanya beberapa kilometer selatan kota
Yerikho (Areeha), semenjak setengah abad yang lalu, telah membawa dampak sangat
dalam pada pola pikir peneliti-peneliti Yahudi dan Kristen di seluruh dunia.
Selanjutnya penemuan-penemuan spektakuler itu, secara pasti, telah
mengakibatkan terjadinya perubahan pada banyak struktur kepercayaan yang selama
ini diyakini di Palestina. Meski demikian, kita masih berada di awal langkah
sehingga belum bisa diharapkan untuk mendapatkan hasil-hasil yang sempurna,
kecuali apabila seluruh naskah yang ada berhasil dipublikasikan dan difahami
maknanya oleh para peneliti.
Ketika Perang Dunia II hampir reda,
tepatnya pada bulan Pebruari tahun 1947, ditemukan gua pertama dekat Laut Mati.
Ketika itu Palestina di bawah perwalian Inggris dan Jerusalem masih dalam genggaman
rakyat Palestina. Awalnya, Muhammad Ad-Dib, seorang anak gembala kehilangan
seekor domba miliknya. Ia berasal dari suku Ta'amirah yang mendiami wilayah
yang membentang dari Jerusalem hingga tepian Laut Mati. Dalam usaha menemukan
dombanya yang tersesat, anak gembala itu naik ke sebuah batu cadas. Dari tempat
itu ia melihat celah sempit dari sebuah tebing yang berhadapan dengan lereng
gunung. Dipungutnya sebuah batu, ia lemparkan batu itu ke dalam gua dan
sekonyongkonyong terdengar beturan batu yang dilemparkannya dengan benda-benda
yang tampaknya terbuat dari bahan tembikar. Gembala kecil itu kemudian menaiki
lereng gunung dan mengintip dari atas. Dalam suasana remang-remang, Muhammad menyaksikan sejumlah perabot dari tembikar yang
tersusun rapi di lantai gua. Esok paginya, Muhammad kembali ke gua diikuti
beberapa orang kawan. Dan benar, di dalam gua itu mereka menemukan seperangkat
perabot dari tembikar dan tujuh gulungan tulisan tangan.
Dalam waktu singkat, naskah manuskrip
tulisan tangan itu telah dipamerkan untuk dijual oleh pedagang barang antik di
Jerusalem, bernama Kando. Ia membeli barang itu dari
seorang penduduk Ta'amirah. Athanasius Samuel, Kepala Biara Katolik Saint Markus di Swiss yang pada saat itu sedang berada di Jerusalem
membeli 4 buah manuskrip, sedangkan 3 buah lainnya dibeli oleh Profesor Eliezer
Sukenik dari University of Hebrew di Jerusalem.
Ketika Perang Arab - Israel berkecamuk,
menyusul proklamasi berdirinya Negara Israel pada tanggal 15 Mei 1948, Atanasius
khawatir akan nasib naskah-naskah kuno yang dibelinya. Ia berniat mengirimkan
ke-empat naskah itu ke Amerika Serikat untuk dijual di sana. Namun akhirnya
naskah-naskah itu dibeli oleh Yigael Yadin -anak Profesor Sukenikdengan harga
seperempat juta US dollar atas nama Hebrew University di Jerusalem. Dengan
demikian, tujuh naskah temuan pertama itu berada dalam kepemilikan Hebrew
University di Israel.
Artikel Sebelumnya Pengertian Penulis Injil
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !